0
Sel-sel dari orang yang mengalami depresi kemungkinan besar akan menua lebih cepat, sebuah studi baru menunjukkan.

Para peneliti asal Belanda membandingkan struktur sel yang disebut telomer (telomere) pada lebih dari 2.400 orang yang mengalami dan tidak mengalami depresi. Telomer membalut ujung kromosom untuk melindungi sel DNA dari kerusakan. Telomer akan menjadi lebih pendek setiap kali sel membelah, sehingga ini bisa menjadi penanda yang berguna terkait penuaan.

Hubungan antara telomer dan depresi
Para peneliti menemukan bahwa telomere dari orang-orang yang pernah mengalami depresi secara signifikan lebih pendek (rata-rata sekitar 83 hingga 84 pasangan basa DNA lebih pendek) dibandingkan dengan mereka yang belum pernah mengalami depresi. Hasil penelitian ditetapkan bahkan setelah peneliti memperhitungkan sejumlah faktor gaya hidup yang juga dapat merusak DNA, seperti minum alkohol dan merokok.

Karena secara alami seseorang akan kehilangan sekitar 14-20 pasangan basa DNA dalam telomer setiap tahunnya, para peneliti mengatakan bahwa perbedaan tersebut mewakili sekitar empat hingga enam tahun penuaan lebih cepat.

Hasil penelitian ini hanya menunjukkan hubungan antara depresi dan telomer yang lebih pendek serta tidak membuktikan hubungan sebab-akibat. Para peneliti mengatakan mereka tidak sepenuhnya yakin apakah telomer yang lebih pendek berarti seseorang mengalami depresi.

Di sisi lain, penulis studi Josine Verhoeven mengatakan, bisa jadi bahwa memiliki telomer yang lebih pendek mengantarkan seseorang untuk mengalami masalah mental. Namun itu lebih mungkin bahwa depresi menyebabkan kerusakan yang meninggalkan jejak, bahkan pada tingkat sel, katanya.



Depresi diketahui banyak mengganggu sistem fisik. Depresi dapat mengubah hormon, menekan fungsi kekebalan tubuh, dan mengubah cara saraf bekerja. Orang dengan riwayat depresi memiliki risiko lebih besar untuk terkena penyakit terkait usia, seperti penyakit jantung, diabtes tipe 2, demensia, dan kanker.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan psikologis seperti yang dialami oleh orang-orang depresi mempunyai dampak merugikan yang besar terhadap keausan tubuh seseorang, sehingga penuaan biologis akan menjadi lebih cepat,” ujar Verhoeven yang juga seorang doktor peneliti di VU University Medical Center, Amsterdam.

Penelitian ini dipublikasikan secara online 12 November dalam jurnal Molecular Psychiatry.

Seorang pakar mengatakan bahwa penelitian ini cukup signifikan mengingat besarnya jumlah orang yang terlibat. ”Kekuatan dari laporan ini adalah ukurannya,” kata Etienne Sibelle, seorang profesor psikiatri di University of Pittsburgh. Dia mempelajari bagaimana depresi dapat ‘menuakan’ otak. Sibelle mengatakan bahwa penelitian sebelumnya, juga pada pertanyaan yang sama, memiliki hasil yang beragam. Hal ini mungkin karena adanya keterbatasan dalam penelitian untuk mengetahui dampaknya, ditambah lagi kondisi setiap orang tidak semuanya sama.

Sibelle mengatakan, pertanyaan berikutnya yang harus dijawab adalah apakah pemendekan telomer benar-benar suatu masalah yang penting dan apakah jika masalah tersebut diatasi bisa meningkatkan kesehatan seseorang? Penelitian lain telah menunjukkan bahwa pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan-makanan sehat, olahraga, dan manajemen stres yang baik ternyata dapat memperpanjang telomer.





sumber : NewsMaxHealth
Comments on Facebook
0 Comments on Blog

Posting Komentar

1. Berkomentarlah Sewajarnya
2. Jangan Berkomentar Jika Hanya Merusak Citra Blog ini
3. Dilarang Memasang Link Aktif/Tidak Aktif Saat Berkomentar
4. Diperbolehkan Memberi Saran Yang Bersifat Membangun Blog Ini

 
Top