0
Disaat Kepenatan melanda, disaat semua fokus mengerjakan skripsinya karena diburu deadline mi kodong. :D, terlintas dibenak untuk sekedar jalan-jalan menikmati pemandangan sore yang ada di sekitar Universitas Hasanuddin.  Kali ini saya dan teman2 mengunjungi Desa Lakkang.

Desa Lakkang adalah desa yang terletak di kecamatan Tallo, berada di sekitar area Unhas dan berada di tengah-tengah sungai Tallo dengan sungai Pampang. Lakkang merupakan suatu tempat yang unik, karena untuk sampai di sana ada dua dermaga yang bisa digunakan untuk menyebrang yaitu dermaga dekat galangan kapal dan dermaga Kera Kera yang berada di lingkungan Unhas. Tapi kami memilih dermaga kera kera karena letaknya yang di tidak jauh dari tempat kami.

Sampai di dermaga kera Kera kami memarkir motor di kolong rumah warga,  dan berjalan menuju dermaga untuk menunggu  katinting (isitilah na orng makassar ka. :D) yang mau menyebrang. Selang beberapa menit kami pun naik katingting bersama sejumlah warga Desa Lakkang yang mau pulang dari kerja. Sekitar 15 orang dan beberapa motor warga  memenuhi katinting.

Sementara, saya yang duduk disamping warga, "," sambil berbisik. Bu, Berapa dibayar ini? Hehehee. Bukannya gimana tohh, sempat mahal ki, balassi maki itu. (pikir dalam dalam hati). Wkwwkwkwkk. “Rp 2000 ribu ji de kesana” jawab ibu tadi. Ow Jadi Cuma 4 ribu ji PP di. Yahhh cukup murah tawwa.

Perjalanan menggunakan katinting dari Dermaga Unhas ke Desa Lakkang hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit. Di kiri kanan tepian sungai menghampar pohon Nipah kehijauan. Kereenn skalii pemandangan na. yahhh menambah keindahan pemandangan saya, langit biru bersama putihnya awan, riak air sungai yang tenang, udara yang sejuk membawa kita dalam kedamaian...:)  Tak lama beselang  akhirnya tiba di Dermaga Lakkang.

Tak jelas arah mau kemana yang jelas jalan saja. :D. Jalan perempatan pertama kami lewati kemudian belok kanan terus sampai menemukan area persawahan nampak dari dekat Gedung Fajar, “ternyata dekat skali pale di dari sana (fajar)”. Sambil cerita2.

Puas memandangi sekeliling kami berbelok kearah perempatan tadi dan berjalan lagi meyusuri kampung. Di tengah2 perkampungan kita akan menemukan bunker peninggalan Jepang.
Konon ceritanya, daerah tersebut merupakan salah satu pusat aktivitas militer Jepang saat zaman penjajahan. Saat insiden bom di Hiroshima dan Nagasaki terjadi, para tentara jepang meninggalkan bunker-bunker tersebut dan kini tinggal menjadi peninggalan sejarah. 
Tidak ada penunjuk  jalan, gengsi juga bertanya sama warga yahh jalan terus sampai na tabuttu. Ckckckck.. Dan kebetulan temanku yang sotta ini, sebagai penunjuk jalan bede dan kami di bawa tersesat sampai di belakang rumah2 warga dekat pinggiran sungai. wkwkwk. Terapksa kami kembali lagi lewat samping rumah warga.

Desa lakkang ini mempunyai luas sekitar 168 Ha, memiliki 1 kelurahan dan 2 RW saja kalau diperkirakan mungkin hanya berpenduduk kurang lebih 150 penduduk, sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai pengantar perahu, petani dan beberapa sebagai karyawan di makassar.
Lelah menyusuri Kampung ini saya dan teman-teman memutuskan untuk segera pulang mengingat waktu juga sudah hampir magrib. Perahu katinting yang membawa kami tadi masih setia menunggu kami. Di tengah-tengah perjalan kami disuguhkan dengan pemandangan sunset yang sangat indah sayang hape ku lowbet jadi tidak banyak mengambil gambar.

Hidup itu adalah pilihan termasuk pilihan untuk menemukan pemandangan yang indah termasuk di Desa Lakkang ini. :v




-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(Klik gambar untuk melihat tampilan besar)

Comments on Facebook
0 Comments on Blog

Posting Komentar

1. Berkomentarlah Sewajarnya
2. Jangan Berkomentar Jika Hanya Merusak Citra Blog ini
3. Dilarang Memasang Link Aktif/Tidak Aktif Saat Berkomentar
4. Diperbolehkan Memberi Saran Yang Bersifat Membangun Blog Ini

 
Top